Pages

Saturday, April 17, 2010

Internet Dalam Karya Pastoral


Salah satu perkembangan kontemporer yang tidak dapat dihindari adalah penggunaan alat komunikasi modern untuk mendukung kehidupan Gereja dan karya pelayanannya. Karena kehidupan komunitas umat begitu penting sehingga perlu didukung dengan penggunaan alat-alat komunikasi modern, dengan tetap waspada untuk tidak dikendalikan oleh alat tersebut. Seperti menjadi kecanduan atau memanfaatkannya secara menyimpang. Setiap orang hendaknya menjadi penjaga bagi dirinya untuk tidak menggunakannya justru sebagai alat untuk memecah belah atau membuat diri menjadi ekslusif, memisahkan mereka yang tidak memiliki akses yang sama.

Gereja memahami dan menggunakan internet sebagai peluang untuk memajukan komunikasi internal. Hal ini menuntut komunikasi dengan karakter khusus, sebagai langsung, segera, interaktif dan media partisipatoris. Cara interaktifitas internet telah mengabaikan cara lama, yaitu di antara mereka yang mengkomunikasikan dengan yang menerima infomasi dan menciptakan sebuah situasi potensial, kini setiap orang dapat mengerjakannya secara bersamaan. Komunikasi baru ini, bukan lagi komunikasi top-down. Sebagaimana semakin banyak orang dapat menjadi semakin akrab dengan gaya baru ini, mereka pun berharap cara ini ditemukan dalam agama dan Gereja.

Maka, melek teknologi dalam dunia kontemporer merupakan hal yang penting dan krusial untuk memiliki pemahaman dasar tentang alat-alat komunikasi dan mengetahui bagaimana mengendalikan jika terjadi penyimpangan. Sehingga akses informasi jaman sekarang, memberdayakan bukan hanya orang yang memiliki kendali dan mampu mengaksesnya, namun juga bagi umat yang dilayani.

1. Melek Teknologi
Memperluas melek teknologi kepada anggota komunitas umat merupakan langkah awal. Kenyataannya ditemukan kebuntuan pengetahuan di bidang teknologi sehingga sebagian kalangan umat seolah tertinggal dari komunitasnya. Kenyataan ini sangatlah merugikan. Maka penting untuk menyediakan fasilitas misalnya komputer atau akses internet yang dapat dimanfaatkan oleh anggota komunitas umat yang akan menggunakan dan mengambil untung darinya. Untuk mendukung hal ini perlu memilih relawan atau kader yang mampu mengerjakan administrasi komputer dasar dan memberikan pengajaran, bagaimana menggunakan teknologi secara produktif dan memperhatikan tuntutan etika. Komunitas umat perlu memilih orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengampu media internet ini secara bijaksana dengan cara memperluas melek teknologi kepada anggota komunitas dan melayani dengan menggunakan internet. Dalam tim itu dapat dibagi peran, siapa yang menjadi administrator, siapa yang memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan dan memberikan pengajaran dengan menggunakan jejaring internet. Dengan demikian, setiap anggota komunitas sungguh merasa nyaman menggunakan internet dan mengambil manfaat darinya.

2. Membuat Saling Terhubung
Koneksi antar anggota dalam komunitas, maupun antar komunitas umat secara luas, bahkan nasional dan internasional melalui penggunaan internet merupakan kesempatan besar untuk meningkatkan komunikasi tentang aneka kehidupan beriman yang diinspirasikan oleh setiap komunitas lokal. Komunikasi komunitas umat di dunia maya memberi kesempatan mereka dapat mengikuti konsultasi seputar kehidupan beriman Katolik. Jejaring internet menjadikan setiap komunitas menjadi semakin terbuka dengan yang lain. Hal ini juga mempromosikan dialog yang dapat berlanjut menjadi apa yang disebut sebagai persekutuan kehidupan iman masa kini. Karena itu, setiap komunitas dapat bekerjasama dengan komunitas lain untuk dapat membuat sebuah situs web dan barangkali membuat ruang server di mana suatu komunitas dapat memiliki pilihan-pilihan isi yang terbatas. Dalam koneksi itu dapat pula dibuat jejaring informasi atau perpustakaan on line tentang kasanah pengetahuan iman, dokumen-dokumen Gereja yang amat kaya serta memuat koleksi-koleksi lain yang relevan.

3. Pelayanan
Pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan dan memperluas jangkuan pelayanan, termasuk keramah-tamahan, akan memberi semangat dan menjadi ladang bibit yang subur bagi perkembangan komunitas. Internet menyediakan bagi kita kesempatan untuk membagikan buah kehidupan rohani, doa, kesaksian iman maupun kebersamaan hidup dengan komunitas lain, bahkan di seluruh dunia. Sangatlah mungkin untuk membagikan kisah-kisah inspiratif yang tak terceritakan dari setiap anggota komunitas melalui website. Isi dari website dapat dibuat lebih sederhana, misalnya jadwal daftar pelayanan Gereja atau komunitas, waktu doa atau sharing. Website dapat juga menyediakan beberapa kontak person untuk konsultasi iman, memberikan umpan balik yang sifatnya rutin kepada pengunjung atau menampilkan cuplikan kitab suci, tulisan-tulisan inspiratif, kutipan religius atau bahkan menyediakan kartu pos ucapan elektronik. Jika mungkin menyajikan spiritualitas kehidupan iman yang mendalam, informasi rohani, pengetahuan iman dan bahkan akses kepada pengunjung yang akan merespon secara pribadi. Pada dimensi lain, dapat diberikan kesempatan untuk membagikan sumber informasi khususnya bagi mereka yang kurang beruntung. Sehingga karya pelayanan melalui internet berguna pula bagi mereka yang kurang beruntung, misalnya beasiswa pendidikan, informasi lowongan pekerjaan dan dana-dana sosial. Termasuk menyajikan jejaring website yang merupakan lembaga non profit lokal.

4. Perluasan Keprihatinan
Potensi untuk meningkatkan kesadaran global di antara komunitas, khususnya mereka yang membutuhkan bantuan dan berkekurangan dengan menggunakan teknologi merupakan ide besar dan menarik. Namun harus dapat dipertanggujawabkan dan sungguh menjawabi kebutuhan kesulitan di dunia nyata. Terutama bagi mereka yang misalnya menghadapi kesulitan ekonomi, membutuhkan biaya sekolah, memerlukan modal usaha kecil, mengalami bencana atau membutuhkan modal. Mereka inilah yang tidak memiliki akses kepada internet yang karenanya perlu ditampilkan untuk mendapat perhatian. Dalam hal ini internet menjadi fasilitasi untuk mengakses sumberdaya yang mampu menolong mengurangi kesulitan, terutama bagi komunitas-komunitas yang terpinggirkan.

Ketika suatu komunitas bertemu dengan komunitas lain yang mengalami kesulitan, internet dengan akses terbatas dapat menjadi penolong untuk meneruskan informasi tentang mereka dan menyebarkan sumber info. Dengan demikian, terjadi kepedulian dan jejaring sosial yang sungguh berdampak positif dan berdaya guna. Memang yang sebenarnya dibutuhkan adalah pembelajaran tentang meluaskan pengetahuan teknologi dan akses internet bagi mereka di daerah yang membutuhkan bantuan.

5. Penguatan Komunio
Internet sangat relevan bagi banyak kegiatan dan program Gereja, untuk pewartaan, termasuk mengulangi pewartaan maupun evangelisasi baru, katekese, pendidikan anak, memperluas berita dan informasi, apologetik, perkembangan tata pemerintahan dan administrasi, pastoral konseling dan bimbingan rohani. Meskipun dunia maya-sibernetika, tidak dapat mengganti relasi interpersonal sebagaimana terjadi dalam persekutuan komunitas nyata, seperti juga pada kesempatan inkarnasi dalam Sakramen atau liturgi, pewartaan, pendalaman, pengarahan maupun pembacaan Kitab Suci yang “hidup”, penuh semangat dan berkobar-kobar. Namun pewartaan dunia maya berlaku komplementer, tetap dapat dapat menarik orang mengalami pengalaman hidup iman dan meningkatkan semangat religius para pengguna. Pula menyediakan kesempatan komunikasi anggota Gereja. Suatu komunikasi yang sangat bermakna, baik antar kelompok tertentu, orang muda dan dewasa, kaum tua dan orang rumahan, orang yang lokasinya berpindah dan anggota komunitas lain, yang sangat sulit untuk dijangkau secara fisik.

Pertumbuhan jumlah paroki, Keuskupan, Kongregasi Religious dan relasi lembaga Gereja, acara dan organisasi yang beragam bentuk, kini dapat menjalin persatuan dengan menggunakan internet secara efektif. Demi keperluan tersebut di atas maupun dan keperluan lain. Kenyataannya proyek kreatif seperti ini telah disponsori Gereja dalam beragam bentuk dan cara di beberapa komunitas. Memang setiap komunitas Gereja tidak bisa lepas untuk memasuki dunia maya dan mulai memikirkan untuk berbuat sesuatu yang berguna.

Konsili Vatikan II, tepatnya Lumen Gentium, mengatakan bahwa umat Allah sebaiknya semakin dekat dengan gembalanya, memperoleh, terutama bantuan sabda Allah dan sakramen-sakramen, mengemukakan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan mereka kepada para imam, dengan kebebasan dan kepercayaan, seperti layaknya bagi anak-anak Allah dan saudara-saudara dalam Kristus. Sekadar ilmu pengetahuan, kompetensi dan kecakapan mereka, para awam mempunyai kesempatan, bahkan kadang-kadang juga kewajiban, untuk menyatakan pandangan mereka tentang hal-hal yang menyangkut kesejahteraan Gereja.

Communio et Progressio menggarisbawahi hal itu bahwa sebagai tubuh yang hidup, Gereja membutuhkan pendapat publik untuk memelihara semangat saling memberi dan saling menerima di antara para anggotanya. Meskipun kebenaran iman tidak memberi ruang bagi penafsiran yang keliru, instruksi pastoral memberi catatan “suatu ruang luas di mana setiap anggota Gereja dapat mengekspresikan pandangan-pandangannya. Selaras dengan ide, dalam Kitab Hukum Kanonik art. 28, sebagaimana tertuang dalam dokumen Komisi Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Aetatis Novae, yang mengajak cara komunikasi dua arah dan pendapat publik, yang menjadi “salah satu cara mewujudkan secara nyata karakter Gereja, sebagai komunio”. (Komisi Kepausan Untuk Komunikasi Sosial, Gereja dan Internet, art. 6).

Memang tetap harus disadari bahwa menggunakan internat pertama-tama untuk memperluas dan meningkatkan keramatamahan, pertukaran aneka informasi yang membangun, penguatan iman dan komunitas, sharing kehidupan iman serta memperkenalkan panggilan. Dan harus diwaspadai kemungkinan bahwa internet dapat menyebabkan kecanduan, tanpa pendampingan dan pendidikan dapat menyebabkan penyimpangan dan kesalahpahaman atau bahkan menghilangkan komunikasi face to face.