Pages

Thursday, July 19, 2012

Berbagi, Bukan Menumpuk

Luk 12: 13 - 21

Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu. Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Selama ini, Hendra menyukai makanan enak. Hampir sebulan 3-4 kali ia pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan berupa makanan kaleng dalam kemasan. Memang kemasannya menarik, tetapi kebanyakan mengandung toksin dan karsinogen, karena ditanam menggunakan pupuk kimia atau pestisida kimia. Buah dan sayuran pun dimodifikasi agar terlihat awet, tetapi tidak ada rasanya dan lebih cepat busuk.

Ketika membawa seorang temannya melihat-lihat makanan yang tersedia di lemari es, Hendra bertanya, "Bagaimana pendapatmu tentang makananku, enak kan ?" Ia berharap akan mendengar pujian yang berlebihan, namun tertegun saat temannya menjawab, "Cukup menarik, tetapi terus terang makanan yang tersedia tidak sehat”

Memang, makanan yang diproduksi pabrik seringkali diradiasi. Radiasi dilakukan untuk membunuh bakteri dan mengawetkan makanan. Akan tetapi proses tersebut mengubah struktur molekul dan daya hidup makanan. Selain itu makanan seperti daging, ikan dan ayam kerap mengandung bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan. Karena kesadaran itu, Hendra sejak setahun lalu menjauhi makanan non organik

Sejak mengenal makanan sehat yang organik, Hendra berubah seratus delapan puluh derajat menjadi pengonsumsi makanan organik. Hal itu dilakukan demi menjaga kesehatan. Ketika mendengar ada komunitas petani organik di salah satu stasi memohon dukungan untuk penjulanan beras dan sayur organik, Hendra tidak hanya membeli, namun menyediakan diri menjadi penyalur. Dengan menjadi penyalur beras, Hendra membantu petani yang menyediakan sumber pangan sehat bagi banyak orang. Tidak puas dengan itu, Hendra mendatangi para petani dan mengusahakan sertifikat organik bagi beras produksi mereka. Semua dilakukan karena ia ingin para petani maju, tidak hanya menyediakan makanan sehat, namun juga sejahtera hidupnya.

Dalam perumpamaan tentang petani yang kaya, Yesus bercerita tentang seorang laki-laki yang berpikir bahwa kekayaan akan memuaskan jiwanya. Namun, Yesus menyebutnya bodoh. Harta duniawi seringkali mengecoh. Yesus menghendaki orang kaya tidak egois, tamak dan berpikir bahwa dengan menjadi kaya maka semua urusannya pasti beres. Yesus mengingatkan agar kita lebih menghargai hal-hal surgawi.

Harta, sebenarnya hanyalah sarana. Karena itu, orang kaya hendaknya menyisihkan sejumlah besar kekayaannya untuk membantu karya sosial pemberdayaan. Mereka yang dianugerahi harta berlimpah, hendaknya tidak mengumpulkan kekayaan hanya untuk diri sendiri, tetapi mau berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Dengan membantu membeli hasil pertanian organik, menjadi penyalur beras organik dan mendukung pemberdayaan petani, mereka menjadikan harta sebagai berkat bagi sesama yang membutuhkan. Itu akan jauh lebih berarti. Sebab nilai seseorang tidak ditentukan oleh seberapa banyak kekayaan, tetapi oleh seberapa besar hidupnya menjadi berkat bagi sesama.

Refleksi

Apa yang menarik dari cerita itu ? Apa bentuk kepedulianku kepada sesama dalam rangka HPS tahun ini ?

Doa

Allah yang Mahamurah, kami bersyukur atas segala anugerahMu. Kami memiliki tanah air yang subur makmur. Kami mendapatkan rejeki untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari. Ingatkanlah kami agar tidak mengumpulkan kekayaan hanya untuk diri sendiri, tetapi mau berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Semoga kami sanggup meneladan Yesus dengan rela berbagi. Sehingga kami semua mengalami kesejahteraan di atas bumi, seperti di dalam surga.