Pertengahan Desember lalu, salah satu majalah telah memilih dan memuat sosok
Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Beliau, satu-satunya perempuan, bersama 6
kepala daerah lain menjadi ‘Kepala Daerah Pilihan 2012’. Tidak
tanggung-tanggung, majalah tersebut memberi judul tentang apa yang dilakukan
oleh Wali Kota Surabaya itu sebagai sosok yang memanusiakan warga.
Beberapa hal menarik dari Tri Rismaharini sehingga disebut memanusiakan warga
ialah tentang aktivitasnya keluar-masuk lokalisasi untuk membujuk para pekerja
seks komersial untuk berganti profesi. Ia datang pada siang hari, sore atau
malam. Tekadnya, ia ingin mengurangi lokalisasi di kota Surabaya, tetapi tidak
memilih cara menggusur. Ia turun langsung, mengajari para pekerja seks itu
dengan aneka keterampilan.
Ia memberikan program persiapan dan modal ketika para pekerja seks akan
kembali ke daerah asal. Tidak hanya itu, Walikota juga memberikan program
penciptaan lapangan kerja bagi warga yang akan kehilangan rejeki. Ia akan
menyulap lokalisasi menjadi bermacam fasilitas publik seperti taman kota, taman
kanak-kanak serta taman baca.
Inilah salah satu bagian dari cara Wali Kota Surabaya membangun kota dengan
manusiawi. Selain membangun taman kota sehingga hijau dan sejuk, membatasi
pertumbuhan industri agar kota tidak semakin ruwet, menolak pembangunan tol
tengah kota, membatasi reklame sekaligus mempromosikan usaha kecil serta membuka
komunikasi warga sehingga Surabaya menjadi kota dengan partisipasi publik
terbaik di Asia Pasifik.
Memanusiakan manusia, memiliki makna membuat seorang manusia menjadi manusia
yang sewajarnya. Memanusiakan manusia dalam konteks program Wali Kota Surabaya
ialah, agar mereka menjadi pekerja yang bermartabat, dengan mengembangkan potensi yang dimiliki, sesuai dengan kehendakNya,
demi kesejahteraan. Memanusiakan itu
juga agar manusia mengalami keselarasan dengan alam, bertumbuh dan berkembang
dalam keteraturan, keadilan dan bukan dengan penggusuran. Karena manusia disapa,
didengarkan dan dijunjung tinggi martabatnya.
Tuhan mengasihi manusia dengan memanusiakan manusia. Ia tidak hanya menyapa,
mendengarkan dan memulihkan martabat manusia. Tuhan bahkan mengosongkan diriNya
sendiri, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Tuhan
tidak acuh tak acuh terhadap situasi manusia, sekalipun manusia tegar tengkuk
dan penuh dosa. Tuhan mendengarkan harapan manusia yang merindukan keselamatan.
Tuhan yang begitu agung, bersedia datang untuk menyelamatkan manusia.
Bayi Yesus sebagai Tuhan yang berinkarnasi, lahir di kandang domba sederhana.
KelahiranNya menunjukkan bahwa Tuhan mengalami menjadi manusia dalam keadaaan
serba sederhana. Di dalam diri Yesus, Tuhan tidak hanya lahir, tetapi mengalami
solidaritas dengan manusia, dengan mengambil tempat di antara manusia yang
sederhana.
Solidaritas kasih itu tampak dalam penyembuhan Yesus kepada para penderita.
Saat itu para penderita dijauhi masyarakat dan dianggap berdosa. Mereka dipaksa
tinggal jauh dari daerah berpenduduk karena dianggap rendah. Yesus datang,
memberikan kesembuhan dan menerima mereka sebagai sesama manusia. Ia tidak hanya
menerima atau menyembuhkan seacara fisik, tetapi mengubah agar mereka diterima
masyarakat kembali.
Natal mengajak kita kita untuk mengasihi seperti Tuhan telah mengasihi. Sabda
menjadi manusia menjadi teladan kita dalam mengasihi. Tuhan menyatakan kasihNya
dalam diri Yesus dengan memanusiakan manusia lain. Kita pun diingatkan untuk
menjadi manusia yang semakin manusiawi. Kita pun perlu memanusiakan manusia
lain.
Ki Hajar Dewantara pernah mengatakan bahwa menjadi manusia berarti menjadi
semakin paham akan tugas kemanusiaannya dan berguna bagi manusia lainnya. KH.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengungkapkan bahwa menjadi manusia berarti
mendahulukan kepentingan manusia di atas kepentingan duniawi sesaat, dengan
berpegang pada nilai keadilan, kesetaraan dan persaudaraan. Sementara Romo
Mangunwijaya menekankan pentingnya pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi
pribadi yang harmonis, berpikir bebas dan berani.
Pesan Natal Bersama PGI dan KWI 2012 yang bertema Allah telah Mengasihi Kita,
mengajak kita mengasihi dengan memanusiakan sesama dalam rupa: memelihara alam
semesta dengan melestarikan dan menjaga ciptaanNya, mengatasi
persoalan-persoalan kemanusiaan, memberdayakan sesama yang miskin. Tak
ketinggalan ialah menghormati proses hukum dan menegakkan hukum, demi keadilan
dan kebaikan seluruh manusia di negeri ini. Semoga di masa yang akan datang
kita, seluruh rakyat dan bangsa ini, semakin manusiawi dan memanusiakan sesama.
Selamat Natal. (Surabaya Post, 21 Desember 2012)