Pesta
St. Barnabas, Rasul dirayakan pada 11 Juni. Barnabas, seroang rasul pada
awalnya hidup di Yerusalem, bahkan sebelum penyaliban Yesus. Ia disebut oleh
Klemens dan Eusebius sebagai salah satu dari tujuh puluh murid. Kisah Para
Rasul (4:36-37) menuliskan bahwa, ia bertobat menjadi Kristen lama setelah
Pentakosta atau sekitar tahun 29 atau 30. Ia bahkan menjual harta miliknya lalu
memberikan dana untuk karya kerasulan.
Barnabas
hidup dan bekerja sebagai seorang Rasul pada tahun 56 atau 57, ketika Paulus
menulis I Korintus. Ia sebagaimana Paulus, mengusahakan penghasilan sendiri
untuk menghidupi karya pewartaan. Persabahabatan antara Paulus dan Bernabas
sangat utuh.
Ketika
Saulus atau Rasul Paulus, melakukan kunjungan pertama ke Yerusalem setelah
pertobatan Bernabas, Bernabas memberikan dukungan untuk karya Paulus dan ia
diterima oleh Para Rasul lain. Paulus tinggal di Tarsus, sementara Barnabas
menetap di Yerusalem.
Barnabas sendiri terkesan oleh Paulus, ia
bersemangat untuk segera mewartakan kabar gembira ke Tarsus dan membujuk Paulus
agar bisa pergi ke Antiokhia dan mulai mengajar di sana. Mereka menjadi Rasul
yang mewartakan kabara gembira kepada orang-orang bukan Yahudi. Mereka bekerja
di Antiokhia selama satu tahun dan "mengajarkan banyak hal besar".
Ketika terjadi bencana kelaparan, di mana di Yerusalem banyak menderita,
persembahan para murid di Antiokhia diberikan kepada banyak orang (Kis 11).
Ketika misi mereka berakhir, mereka kembali ke Antiokhia membawa sepupu atau
keponakan Barnabas bernama Yohanes Markus, penginjil masa depan (Kis 12:25).
Gereja
Antiokhia menjadi terkenal sebagai gereja yang diilhami oleh Roh Kudus yang
mampu merintis pengiriman misionaris ke
dunia non-Yahudi, karena karya Barnabas dan Paulus. Dari Siprus, tanah asli
Barnabas, mereka mewartakan Injil ke Asia Kecil. Di Perge, Pamfilia merupakan
tempat pemberhentian pertama, ketika Yohanes Markus meninggalkan mereka, untuk
alasan yang tidak jelas.
Kedua
Rasul, Barnabas dan Paulus, terkenal sebagai pewarta yang berani, memasuki
wilayah yang belum dikenal, berkhotbah di Antiokhia, di Pisidia, Ikonium,
Listra, Derbe dan kota-kota lainnya. Pada setiap kesempatan mereka menghadapi
pertentangan dan penganiayaan dengan kekerasan dari orang-orang Yahudi, yang
menghasut bangsa-bangsa lain untuk memerangi mereka berdua.
Insiden
yang paling mencolok saat perjalanan di Listra. Paulus yang baru saja
menyembuhkan seorang lumpuh, dianggap oleh rakyat yang mempercayai tahyul
sebagai Dewa Hermes. Sementara Barnabas dianggap sebagai Dewa Jupiter. Rakyat
yang dihasut oleh orang Yahudi hendak berbalik menyerang para Rasul dan Paulus
hampir saja terluka parah.
Meskipun
menghadapi aneka pertentangan dan penganiayaan, Paulus dan Barnabas membuat
banyak orang bertobat. Seusai mewartakan saat perjalanan kembali melalui Perge,
mereka memperbaiki pengorganisasian gereja, menahbiskan penatua dan menempatkan
mereka sebagai pemimpin di antara umat beriman. Dengan cara seperti ini, jemaat
merasa diteguhkan dan Paulus dan Barnabas merasa semangat melihat
perkembangan jemaat , sebagimana tertulis, Allah telah "membuka pintu iman
bagi bangsa-bangsa lain" (Kis 13:13-14:27).
Barnabas
dan Paulus menghadapi masalah di Antiokhia. Saat itu mereka menghadapi ancaman
kehancuran dan perpecahan jemaat yang telah mereka rintis. Seorang pengkhotbah
yang datang dari Yerusalem menyatakan bahwa bahwa sunat diperlukan untuk
keselamatan, bahkan untuk bangsa-bangsa lain. Para Rasul bangsa-bangsa lain,
memahami, namun sadar bahwa doktrin ini akan berakibat fatal bagi karya-karya
jemaat yang telah mereka rintis. Barnabas dan Paulus pergi ke Yerusalem untuk
merundingkan hal itu, para Rasul menerima mereka dengan baik dan menyepakati
apa yang kemudian disebut Konsili Yerusalem (AD 47-51). Keputusan Konsili
mengembirakan hati mereka, bahwa yang utama bukan sunat atau tidak sunat,
melainkan percaya kepada Tuhan. (Kis 14:27-15:30).
Ketika
mereka kembali ke Antiokhia, mereka melanjutkan pewartaan. St Petrus hadir,
saling berkomunikasi bersama bangsa-bangsa lain dan makan bersama mereka.
Tindakan ini memicu ketidaksenangan murid Yakobus, menurut mereka, tindakan
Petrus melanggar hukum. Petrus rupanya takut tidak menyenangkan mereka, sehingga
menolak makan dengan bangsa-bangsa lain. Barnabas mengikuti teladan Petrus.
Sebaliknya Paulus menganggap bahwa mereka tidak berjalan tegak sesuai dengan
kebenaran injil dan mencela mereka.
Karena
peristiwa itu, Barnabas dan Paulus memutuskan untuk meninjau kembali misi mereka.
Barnabas ingin membawa Yohanes Markus bersama sekali lagi, tetapi karena
pembelotan sebelumnya, Paulus keberatan. Sebuah pertentangan tajam terjadi, para
Rasul sepakat berpisah. Paulus agak dipengaruhi oleh sikap yang diambil oleh
Barnabas. Barnabas berlayar dengan Yohanes Markus ke Siprus, sedangkan Paulus
mengajak Silas, mengadakan kunjungan kembali ke gereja-gereja di Asia Kecil
Berbagai tradisi mencatat, Barnabas sebagai Uskup pertama Milan, karena pernah berkhotbah di Alexandria dan di Roma. Barnabas telah menjadi orang yang paling terhormat dari generasi Kristen pertama. St Lukas mengisahkan tentang ia sebagai orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sebutan itu muncul bukan hanya dari kebaikan hatinya, kesucian pribadi dan pekerjaan misionarisnya, tetapi juga dari kesiapannya untuk mengesampingkan prasangka Yahudi, tentang sunat dan pewartaan kepada bangsa-bangsa lain. Gereja berhutang atas pengabdian seorang Rasul besar. KelembutanNya terhadap Yohanes Markus yang membelot dalam pewartaan, tampaknya telah mengundang penghargaan. (Surabaya Post, 7 Juni 2013)
Berbagai tradisi mencatat, Barnabas sebagai Uskup pertama Milan, karena pernah berkhotbah di Alexandria dan di Roma. Barnabas telah menjadi orang yang paling terhormat dari generasi Kristen pertama. St Lukas mengisahkan tentang ia sebagai orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sebutan itu muncul bukan hanya dari kebaikan hatinya, kesucian pribadi dan pekerjaan misionarisnya, tetapi juga dari kesiapannya untuk mengesampingkan prasangka Yahudi, tentang sunat dan pewartaan kepada bangsa-bangsa lain. Gereja berhutang atas pengabdian seorang Rasul besar. KelembutanNya terhadap Yohanes Markus yang membelot dalam pewartaan, tampaknya telah mengundang penghargaan. (Surabaya Post, 7 Juni 2013)